Senin, 29 Agustus 2011

Inilah Dunia (5)


Inilah kehidupan, tempat yang sangat indah, tapi tak kekal. Inilah aku, inilah saya. Makhluk yang berjuang menjalani hidup yang gemerlap ini. Merasa bahagia, sudah terbiasa, setiap hari ku bahagia mengingat-Nya. Merasa sedih, sudah terbiasa, melihat hati yang belum kunjung membaik.

Selalu saja ada suatu penghargaan yang kita banggakan. Padahal itu bersifat sementara dan dapat hilang serta direbut oleh orang lain. Aku mengerti kenapa ulama-ulama terdahulu tidak merasa bangga dengan ilmunya, ya.. mungkin bagi mereka, mereka belum mendapatkan harapan mereka yang sebenaranya. Bertemu dengan-Nya, berada di sisi-Nya.

Begitu pandai dunia menipu kita. Tetapi Alah swt tetap percaya kepada kita bahwa kita akan selalu mengingatnya. Jika kita tahu, sudah biasa Alah memberikan nikmat kepada hamba-hambanya yang taat kepada-Nya. Tetapi apakah biasa bahwa Allah tetap memberikan kenikmatan kepada yang durhaka kepada-Nya..?. Allah begitu sabar, Allah begitu yakin dan Allah begitu percaya kepada kita, bahwa kita akan mengingat-Nya kembali dan menyebutkan-Nya di bibir kita berupa ibadah dan dzikrullah.

Seharusnya kita malu, seharusnya kita bangga karena masih dan selalu diberi kepercayaan oleh yang menciptakan kita. Ingat kawan Dia masih menunggu, Dia masih menanti, Dia masih percaya bahwa di dalam hati kita masih ada cahaya yang akan menyinari hati dan tubuh kita dari kegelapan dunia..
Kita tidak hidup di zaman yang sulit, bahkan semua peralatan sudah canggih. Sudah banyak yang serba instan dan tidak perlu sudah payah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi di sinilah masalahnya, kita terlalu terlena dengan kondisi ini.

Para nabi-nabi, sahabat-sahabatnya, ulama-ulama terdahulu, mereka dapat kokoh dalah prinsip mereka karena mereka usaha, tidak kenal lelah. Jikalau semua sudah instan, lalu apakah mendapatkan surga itu harus instan juga..?. Tidak.. semua mempunyai proses dan di sinilah Allah selalu menanti hamba-hamba-Nya untuk melalui jalan yang lurus, jalan yang diRahmati-Nya.

Hatimu adalah pengontrol jiwamu. Semua di kehidupan ini adalah bagaimana caranya kita mengontrol hati kita. Jika kita salah dalam mengntrol hati kita maka jiwa kitapun akan ikut salah. Jika hati kotor, jiwapun akan kotor dan jika hati kita bersih maka jiwapun akan bersih. Hati adalah tubuh kita dan jiwa adalah cermin kita. Jadi kesimpulannya, hati adalah seluruh tubuh kita dan jiwa adalah cermin yang menampakkan apa yang ia pantulkan. Ya benar.. tergantung yang dipantulkan.., yaitu hati kita sendiri..

Mencoba berbuat baik terkadang memang terasa sulit. Ada-ada saja yang menghalangi. Tapi inilah kehidupan, bagaimana kita bereaksi akan semua hal itu. Rasulullah saw saja tidak hanya diam untuk berda’wah. Beliau terus berusaha, karena beliau tahu semua tak akan jatuh dari langit secara gratis.
Inilah perjalanan hidup. Akupun pernah merasakan bagaimana terus melakukan kesalahan yang ketika itu dianggap enteng, tetapi sekarang merupakan kesalahan yang fatal. Tetapi bukankah juga percuma hanya melihat kebelakang dan menyesalinya tetapi hanya berdiam diri. Menyesali itu baik, tapi jangan kita keluarkan dengan kata-kata. Keluarkan penyesalan itu dengan gerakan, dengan ketaatan.

Semua orang mempunyai perjalan hidupnya masing-masing. Hmm… terkadang memang resah kalau memikirkan perbedaan pendapat diantara kita. Apalagi jika itu adalah seorang sahabat terdekat kita. Salah satu yang selalu membuat hati tenang adalah kesadaran bahwa semua telah diatur dan telah ditetapkan. Maksud perbedaan pendapat di sini adalah “terkadang kita merasa berbeda jalan yang kita ambil dengan jalan yang sahabat kita ambil.” Tenang saja semua bukan kita yang mengatur. Semua telah Allah swt atur. Maka bersabarlah

Ya.. itulah… “ itulah kehidupan “…

0 comments:

Posting Komentar

Updates Via E-Mail

Terimakasih telah mengunjungi blog ini. Semoga semua ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Bermanfaat untuk Dunia dan Akhirat..

Jika ada saran dan masukannya atau ada yang ingin pembaca koreksi harap di kirim melalui page facebook kami

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian kami di blog ini..

terimakasih