Kamis, 22 Desember 2011

Mari Berjuang…

Tak perlu khawatir kawan, ketika engkau merasa kurang dipercayai oleh orang-orang di sekitarmu. Justru engkau beruntung bahwa Allah swt. telah memberi tahumu bahwa kamu harus segera berubah dan mengoreksi diri. Dan, Allah juga memberimu kesempatan untuk memberikan kejutan kepada orang di sekitarmu bahwa kamu mempunyai bakat yang tersembunyi yang dapat kamu andalkan menjadi orang yang lebih baik. Oleh karena itu… bersyukurlah..

Mari.., berjuang menjadi pribadi yang dewasa. Yang selalu tahu dan paham apa yang harus dilakukan. Bijaksana dalam mengambil keputusan. Mengoreksi diri jika ada salah. Berusaha keras untuk membangun kehidupan dunia dan akhirat. Jujur, berbudi pekerti baik dan segala hal yang mencakup itu semua. Lalu berilah kebahagiaan kepada sesama dan tunjukan bahwa dirimu pantas untuk menjadi orang yang lebih baik setiap harinya.

Sungguh luar biasa, pertemuan ini memang telah membuahkan suatu makna. Melihat saudara-saudara kita sukses, yang telah memiliki kemampuan yang tidak pernah dibayangkan oleh siapapun ketika mereka masih kekanak-kanakan. Mereka telah menunjukan semangat mereka dan membuahkan hasil yang tak disangka-sangka. Dan, kita bisa melakukan seperti mereka, bahkan lebih. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depanku. Tapi, aku yakin dengan semangat, usaha, do’a dan kepercayaan diri kita mampu dan bisa mewujudkan impian kita. Kita sekarang memang masih dibawah, namun rasakanlah bahwa kita akan merasakan posisi kita berada di atas. Mari, bersama-sama kita yakin dan berjuang untuk membawa diri kita agar lebih baik dari yang sekarang. Dan, memberi “kejutan” kepada orang-orang bahwa kita akan berubah kelak… namun ingat…,

“ Di atas langit masih ada langit “ – peribahasa –

Ingat kawan, jika kita telah merasa berhasil, hebat atau sukses, sebenarnya masih ada yang lebih berhasil, lebih hebat dan lebih sukses dari pada kita….

Mari kawan kita berjuang bersama, menggapai mimpi kita. Menjadi presiden, menjadi menteri atau menjadi usahawan sukses tak masalah. Karena semua bisa kita raih. Dengan berbagai rangkaian usaha, do’a, rencana dll. Oleh karena itu, mari berjuang kawan. Meniti jalan hidup kita yang akan disertai banyak warna. Gelap ataupun terang mari kita coba lakukan…
Minggu, 27 November 2011

Mukjizat di Balik Bersin dan Menguap

Islam adalah agama yang telah menjelaskan adab berbagai hal sampai-sampai dalam hal yang kecil dan sederhana, semisal dalam hal bersin dan menguap. Ada adab yang Islam ajarkan dalam dua aktivitas tersebut. Adab yang Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan ini telah dibuktikan ampuhnya oleh para dokter. Sungguh ini adalah mukjizat yang luar biasa.
Mengenai menguap terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ
Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Karenanya apabila salah seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah, maka kewajiban atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mentasymitnya (mengucapkan yarhamukallah). Adapun menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari setan. Karenanya hendaklah menahan menguap semampunya. Jika dia sampai mengucapkan ‘haaah’, maka setan akan menertawainya.” (HR. Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)
Jumat, 21 Oktober 2011

Bersyukur..

Alhamdulillah.., ingin sekali terus menerus bersyukur dalam hidup ini karena setiap langkah-langkah ini terus diberi kemudahan-Nya. Untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berusaha berjalan dengan tenang dan sabar memang bukan hal yang mudah. Namun, karena keikhlasan hati yang terus memotivasi diri untuk tetap kosisten. Terus berusaha menggapainya dan mencoba untuk merasakannya. Konsistensi yang membawa ketenangan hati dan keberhasilan diri… mari kita menggapainya..


Selalu bersyukur memang dapat menenangkan hati ini. Memang kita sebagai manusia banyak keinginannya, namun harus bersabar atas hal itu. Melihat sesuatu yang telah kita punyai lalu bersyukur atas hal itu. Selalu melihat yang ada di bawah kita, yang tidak mendapatkan apa yang kita peroleh saat ini. Dan, inilah salah satu alasan mereka yang kurang dari segi hartanya dapat menjalani hidup ini. Mereka tidak mau menyempitkan dunia ini dengan merasa kekurangan, tapi mereka ingin meluaskan dunia ini dengan usaha yang mereka lakukan setiap harinya. Begitu tenang dan begitu sabar menghadapi itu semua. Dan, perasaan itulah kenikmatan yang sebenarnya..

Ada beberapa perkara yang sulit tapi justru itu masih perkara dasar dalam berkehidupan.


 - Mempelajari ilmu itu sulit, tetapi mengamalkan ilmu itu lebih sulit


Ibadah itu sulit, tetapi khusyu’ dalam beribadah itu lebih suli


-  Sedekah itu sulit, tetapi sedekah terhadap barang yang kita cintai lebih sul


-  Mencari ketenangan dan kegembiraan itu sulit, tetapi mempertahankan ketenangan dan kegembiraan tersebut itu lebih sulit.


-  Tersenyum itu sulit, tetapi senyuman untuk seseorang yang membenci kita itu lebih sulit


 -  Beramal itu sulit, tetapi amal yang dilakukan terus-menerus lebih sulit


 -  Syukur itu sulit, tetapi bersyukur dalam keadaan kekurangan itu lebih sulit

Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita kreatif dalam beramal. Jadikan semua tempat, semua kejadian adalah sebagai ladang amal kita. Mungkin masih banyak lagi poin-poin seperti di atas, tetapi poin yang terakhir dari saya adalah :

“Mencintai manusia terlihat mudah, padahal mereka bukanlah yang memberikan semuanya..”

“Namun, mengapa mencintai yang telah memberikan semuanya itu lebih sulit..?”

“Dengan ruang lingkup Taqwa, mari kita terus berusaha mendekatkan diri kepada-Nya..”
Minggu, 09 Oktober 2011

Mimpi-Mimpi…

Mimpi-mimpi yang telah kita tuliskan bersama akan menjadi kenyataan. Walaupun memang berbeda dari apa yang kita harapkan, itulah jawaban yang di sembunyikan-Nya untuk kita. Dan, saat ini kita di haruskan mencari dan mengabulkan mimpi-mimpi kita yang akan datang. Mimpi-mimpi kita yang pernah kita tuliskan bersama. Mimpi-mimpi kita yang akan membawa perubahan. Mimpi-mimpi kita yang akan mengungkapkan diri kita yang sebenarnya. Dan, mimpi-mimpi yang akan mempertemukan kita kembali.. suatu saat nanti..









Mari kawan, langkahkan kaki kita menuju masa depan yang indah. Yang menjadi rangkaian cerita kita untuk generasi berikutnya. Bermimpilah, susun masa depan kita dan mari bertaqwa. insyaAllah, Allah akan merencanakan masa depan yang baik untuk kita…

“ Mulailah dengan lebih banyak berbicara dengan Tuhan ” Mario teguh Quotes

Memang tidak disangka-sangka masa depan itu. Walaupun bersinar, ia akan ditutupi oleh kabut usaha dan do’a. Jika mimpi telah dilantunkan memang tak mustahil akan berubah menjadi kenyataan. Mimpi yang terlihat tak mungkin, yang menimbulkan cercaan. Yang menimbulkan candaan, yang meruntuhkan sang pemimpi. Namun, menjadi pendorong bagi yang mempunyai hati yang besar. Hati yang kuat, hati yang selalu mengejar mimpi. Yang menghasilkan pikiran yang luas, tidak sekedar untuk dirinya, namun untuk semuanya. Semua akan terbuka melalui berbagai cara dan aku sedang berusaha untuk mencarinya. Memang terasa masih begitu kecil usahaku. Memang terasa masih begitu pendek rangkaian do’aku. Namun, aku yakin semua mimpi akan terwujud. Memang terkadang terasa mustahil, namun aku tetap berusaha…. Menjadi yang terbaik.
Jumat, 07 Oktober 2011

Karena Ikatan Kita... Istimewa



dakwatuna.com - Sebut saja A dan B. Dua orang sahabat yang sejak kecil sering bercanda bersama, menangis bersama, bahkan melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi pun selalu bersama. Kecocokan antara keduanya telah terbingkai dalam sebuah jalinan persaudaraan yang unik, yang tak mudah kita temui di kebanyakan episode persaudaraan yang lain.
Suatu ketika, di sebuah serambi masjid kampus, mereka sepakat untuk saling mengoreksi dan mengevaluasi dir mereka masing-masing. Si A harus mengevaluasi kekurangan dan kelebihan si B. Begitu pun sebaliknya, si B juga harus bisa menyebutkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri si A. Mereka bersepakat bahwa beberapa hari lagi akan bertemu di tempat yang sama untuk menyampaikan hasil evaluasi yang mereka siapkan mulai dari pertemuan itu. Hingga tibalah hari dimana mereka menyampaikan boring evaluasinya.
“A, silakan kamu mulai bacakan evaluasimu terhadap tingkahku selama ini.” Ucap si A mengawali pembicaraan.
“Tidak B, kamu saja yang memulainya. Sepertinya tulisanmu lebih banyak. Dan sepertinya kamu lebih siap untuk menyampaikannya lebih dahulu.”
“Hmm, baiklah. Aku yang akan memulainya.”
“Silakan B, aku akan mendengarkan.”
“Tapi,,, kamu janji ya tidak akan marah padaku setelah kubacakan penilaianku padamu?”
“Baiklah, aku tidak akan marah. Sampaikan saja sejujurnya padaku.”
“Err, kamu mau mendengar yang mana dulu? Tentang kelebihanmu atau kekuranganmu?”
“Kekuranganku saja dulu.”
“A, kamu itu orangnya egois, maunya selalu diperhatikan, tidak peka sama lingkungan, tak pernah mau terus terang tentang masalah yang menimpamu. Kamu itu selalu menyalahkan orang lain ketika ada masalah yang menimpamu, kamu itu……”
“maaf B, maafkan aku bila selama ini telah sering menyakitimu.” Ujar si A memotong perkataan si B yang sedang membacakan evaluasinya.
“Tak apa A, maaf juga bila kamu telah tersinggung mendengarkan evaluasiku ini. Tapi, aku masih belum selesai membacakannya. Apakah harus ku hentikan?”
“Tidak B, lanjutkan saja. Aku akan terus mendengarkannya.” Kata si A sambil menyeka pipinya yang mulai meneteskan air mata.
“Kamu itu, maaf…. Pemalas, tergantung pada orang tua, selalu bilang aku seperti anak-anak. Dan kamu itu plin-plan….” Sejenak B menatap wajah saudaranya. Binar matanya mulai terbasahi air mata yang mulai menetes melintasi pipinya.
“A, ada apa? Apa ku menyakitimu? Kalau begitu aku hentikan saja evaluasiku. Aku tak ingin sahabatku bersedih seperti ini.”
“Tidak apa B, terus lanjutkan saja. Aku akan terus mendengarkan nasihat dari sahabat terbaik ku.”
“Aku tak sanggup melihatmu bersedih seperti ini. Biar ku hentikan saja ya.”
“Tolong B, lanjutkan saja. Aku tidak apa-apa sahabatku. Aku hanya ingin mengetahui dari lisanmu mengenai kesalahan-kesalahanku padamu. Apakah kekuranganku masih banyak?” ujar A sambil menahan tangis yang hampir meledak “Maaf A, masih ada tiga halaman lagi. Baiklah, aku lanjutkan.” Si B pun melanjutkan membaca daftar kekurangan si a yang telah ia tuliskan.
Selanjutnya, si B membacakan daftar kelebihan yang dimiliki si A.
“A, bagiku kamu tetap istimewa, kamu adalah temanku yang paling cerdas dan kamu sering mengingatkanku bila ku tersalah.” Si B membacakan daftar kelebihan si A yang hanya tiga paragraph tersebut.
“Sudah A, aku sudah membacakan semuanya. Selanjutnya giliranmu.”
Sambil berusaha senyum, si A membacakan daftar kelebihan dan kekurangan si B.
“Sekarang aku akan membacakan kelebihanmu dulu saja ya B.”
“Baik A, kalau kamu berkenan, silakan.”
“Kamu itu kreatif, cekatan, suka menolong, penuh ide brilian, konsisten, tak mengharap imbalan duniawi, kata-katamu selalu terjaga, dan selalu senyum tatkala menyapa orang-orang di sekitarmu….” Ucap si A panjang lebar hingga tiga halaman A4 ia selesai bacakan.
“sudah B, aku sudah selesai membacakan semua yang kutulis.”
“kekuranganku?”
“Tidak, tidak ada…. Aku sudah rampung membaca semua evaluasiku padamu saudaraku.”
“Apa maksudmu? Apa saja kekuranganku dan tingkah burukku yang telah menyakitimu selama aku menjadi sahabatmu A? coba sebutkan saja, aku tidak akan marah.”
“Aku tak bisa menuliskan apapun pada lembar kekuranganmu A. bagiku, kekuranganmu telah mengajarkanmu untuk lebih dewasa dan bijak dalam mengambil setiap keputusan. Dan semua itu telah terbingkai indah dalam memori hidupku sahabatku. Oleh karena itu tak ada yang bisa kubacakan mengenai kekuranganmu.”
“Duhai sahabatku, maafkan aku. Sungguh engkau adalah sahabat terbaik yang pernah kutemui. Engkau adalah mutiara yang selalu menjadi perhiasan dalam hidupku, menghiasi setiap lembaran perjalanan kehidupan yang penuh kejadian mengharu biru ini.”
Dan kini, serambi masjid kampus itu pun menjadi saksi, tetesan air mata yang mengalir karena sebuah ikatan yang begitu berharga. Ikatan ukhuwah.
*****
Ah, rasanya aku belum bisa menjadi seperti A yang mampu menangkap setiap aura kebaikan dari sahabatnya. Menjadikan segala kekurangan sahabatnya sebagai pelecut semangat untuk mendewasakan diri tanpa mengungkit-ngungkit apalagi membicarakan kekurangan sahabatnya pada orang lain. Kita, pasti pernah punya salah. Bahkan sering kita lakukan pada orang lain. Pada sahabat kita. Saat ego masih tersimpan dalam hati, saat persepsi menutupi mata hati bahwa orang lain harus menjadi yang sempurna di hadapan kita, tanpa cacat, tanpa kekurangan. Maka, sesungguhnya kita telah membutakan mata hati kita untuk memberikan permaafan pada orang lain. Menganggap setiap kesalahan sahabat kita adalah dosa besar yang takkan termaafkan dan telah menutup pintu maaf bagi setiap kesalahan mereka.
Sahabatku, Saudaraku… ikatan kita bukan sembarang ikatan. Kita diikat bukan karena kesamaan kampus, kesamaan asal daerah, kesamaan jurusan, kesamaan organisasi. Akan tetapi kita diikat atas dasar cinta yang terbingkai dalam ukhuwah. Cinta pada Allah dan ukhuwah yang menggelora mempersatukan setiap keping-keping hati yang tersebar di seluruh penjuru bumi-Nya ini.
Sahabatku, Saudaraku… ikatan kita adalah ikatan yang istimewa. Yang telah dipertautkan oleh Yang Maha Istimewa, yang selalu kita ucapkan doa-doa rabithah dalam waktu istimewa kita, di sepertiga malam terakhir sambil berdoa, Ya Allah….Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu ,berhimpun dalam naungan cintaMu, bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan, Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahayaMu, yang tiada pernah padam, Ya Rabbi bimbinglah kami. Lapangkanlah dada kami, dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu, hidupkan dengan ma’rifatMu, matikan dalam syahid di jalan Mu, Engkaulah pelindung dan pembela…..


Sikap Menawan Da'i Buta

Betapa banyak da’i yang kedua bibirnya tidak perlu berucap sepatah kata pun akan tetapi dengan kondisi dan keistiqamahannya dapat membuat orang mendapatkan hidayah.

Berikut sikap di mana seorang kafir mendapatkan hidayah dan masuk Islam hanya gara-gara akhlak seorang da’i yang buta.
Adalah seorang laki-laki Jerman yang kemudian mengumumkan keislamannya menceritakan, awal pertama ia mengenal Islam kembali kepada hari-hari di masa mudanya ketika ia melakukan wisata ke Albania di masa liburan sekolah.
Ketika sedang berjalan di salah satu jalan sempit di sana, ia bertabrakan dengan seorang laki-laki. Ketika menyadari dan meminta ma’af, barulah ia tahu bahwa laki-laki yang ditabraknya itu seorang yang buta. Orang buta itu tidak mengerti arti permintaan ma’afnya tersebut karena ia tidak memahami bahasa komunikasinya. Sekali pun begitu, orang buta ini ngotot untuk memegang tangan laki-laki yang telah menabraknya dan mengajaknya berjalan menuju ke rumahnya. Di sana, ia menghidangkan makanan seadanya kepada teman yang baru dikenalnya di tengah jalan.
Saudara kita semuslim dari Jerman mengisahkan, “Kemudian aku melihat laki-laki buta itu melakukan beberapa gerakan yang gambarannya terus melekat di kepalaku, yang akhirnya aku ketahui bahwa itu adalah shalatnya orang-orang Islam. Sikap laki-laki itu mampu menguasai pikiranku untuk beberapa waktu. Ia tidak ngotot untuk mengajakku menemaninya menuju rumahnya namun kemudian ia menghormatiku tanpa imbalan apa pun dan tanpa perlu mengenaliku terlebih dahulu padahal ia tidak memahami bahasaku. Apa yang ia lakukan barusan di hadapanku.? Apa arti gerakan-gerakan itu.? Ketika aku melihat ada bayang-bayang laki-laki itu sedang melakukan gerakan itu, hal ini mendorongku untuk mengenali mereka dan prinsip ajaran agama mereka. Sungguh perjalanan yang panjang hingga akhirnya membuatku masuk Islam. Peristiwa itu adalah benang pertamanya ke arah sana.”
Komentar Syaikh Dr. ‘Umar Sulaiman al-Asyqar:
Pelajaran dan wejangan yang dapat diambil dari kisah ini bagi seorang Muslim, khususnya bagi seorang Da’i adalah bahwa ucapan yang haq (benar) terkadang bisa berbuah di hati pendengarnya walalu pun setelah mengalami proses yang lama dan keistiqamahan di atas al-Haq dan pengamalannya terkadang juga berpengaruh pada diri orang lain dan dapat menggiring mereka kepada hidayah Allah. Dengan sikap seperti inilah, Islam akan tersiar di hati dan seluruh dunia berkat nur yang Allah titipkan di dalamnya. (Mawaaqif Dzaat ‘Ibar karya Dr. ‘Umar Sulaiman al-Asyqar, hal.86, penerbit Daar an-Nafaa’is)
Kisah di atas menunjukkan bahwa diterimanya dakwah Islam, bukanlah dengan hanya bermodalkan ucapan lisan yang memukau, atau harta yang melimpah. Akhlak luhur dan mulia sebenarnya adalah modal utama untuk membuat orang tertarik pada dakwah.
إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَسَعُهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْن الْخُلُقِ
Sesungguhnya kalian tidak dapat menarik hati orang dengan harta kalian. Kalian hanya dapat membuat hati mereka tertarik dengan wajah berseri dan akhlak luhur kalian.”
(HR. Al Bazzar dalam musnadnya dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lainnya)
Jika kita selalu bersikap jujur dalam jual beli atau yang lainnya, bermuka manis kepada kawan, tetangga, dan orang terdekat kita, itu akan membuat mereka tertarik sendirinya pada Islam yang kita pegang. Semoga Allah memberi taufik pada kita agar bisa memiliki akhlak yang luhur.
Wallahu waliyyut taufiq.

@ Sabic Lab. KSU, Riyadh KSA
7 Dzulqo’dah 1432 H (05/10/2011)

Updates Via E-Mail

Terimakasih telah mengunjungi blog ini. Semoga semua ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Bermanfaat untuk Dunia dan Akhirat..

Jika ada saran dan masukannya atau ada yang ingin pembaca koreksi harap di kirim melalui page facebook kami

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian kami di blog ini..

terimakasih